Wednesday, October 22, 2014

Jurnal Kimia : Analisis Kualitas Air Sungai Kalianyar Mojosongo


REVIEW :

Latar Belakang :

Kualitas air sungai sangat dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor alam dan faktor manusia. Faktor alam yang mempengaruhi kondisi sungai seperti hujan deras yang dapat meluap dan menjadi keruh, sedangkan faktor yang berasal dari manusia misalnya pembuangan limbah yang berasal dari industri, pertanian maupun domestik. Kualitas air harus di kontrol agar tidak terjadi pencemaran yang berlebihan di lingkungan.

Metode :

Air sungai Kali Anyar sebagai sampel diuji kualitasnya. Pada parameter dengan metode laboratoris TSS, COD dan BOD5.

Hasil : 

Hasil analisis bila dibandingkan dengan baku mutu / standardnya.
Kesimpulan :

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan data dari parameter, yaitu : TSS 816 mg/L, COD 40,608 mg/L, dan BOD5 4,7931 mg/L. Berdasarkan penelitian ini, kualitas air Sungai Kali Anyar tergolong tercemar. Tidak sesuai dengan baku mutu PP no. 82 tahun 2001.

Kesan :

Jurnal tersebut sudah baik dalam penulisan struktur dan pengambilan judulnya. Dengan jurnal tersebut kita mengetahui bahwa telah terjadi pencemaran pada badan air sungai.

Saran : 

Saran untuk jurnal tersebut adalah seharusnya tinjauan pustaka lebih diperbanyak. Dan diberi gambar yang mendukung. Selebihnya jurnalnya sudah baik.

Jurnal Kimia : Pengaruh Ekstrak Tauge Terhadap Kerusakan Sel Ginjal Mencit Yang Di Induksi Parasetamol



REVIEW :

Latar Belakang :

Tauge mengandung antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas dan mengurangi terbentuknya NAPQI (N-acetyl-parabenzoquinoneimine) yang dihasilkan dari metabolisme parasetamol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak tauge terhadap kerusakan sel ginjal mencit yang diinduksi parasetamol dan apakah peningkatan dosis ekstrak tauge dapat meningkatkan efek proteksi terhadap kerusakan sel ginjal mencit yang diinduksi parasetamol. 

Metode :

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan post test only controlled group design. Sampel berupa mencit jantan, galur Swiss webster berumur 2-3 bulan dengan berat badan + 20 gr. Sampel dengan teknik incidental sampling sebanyak 28 ekor dibagi dalam 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 7 ekor mencit. Kelompok kontrol (K) dan kelompok perlakuan 1 (P1), mencit diberi aquades selama 14 hari sebagai. Kelompok perlakuan 2 (P2), mencit diberi ekstrak tauge dosis I selama 14 hari. Kelompok perlakuan 3 (P3), mencit diberi ekstrak tauge dosis II. Parasetamol dosis 0,1 ml/ 20 grBB mencit diberikan pada kelompok P1, P2, dan P3 pada hari ke-12,
13, dan 14. Hari ke-15, mencit dikorbankan kemudian ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan Hematoksilin Eosin (HE). Gambaran histologis ginjal diamati dan dinilai berdasarkan jumlah kerusakan histologis yang berupa penjumlahan inti piknosis, karioreksis, dan kariolisis. Data dianalisis dengan menggunakan uji One-Way ANOVA (α = 0,05) dan dilanjutkan
dengan uji Post Hoc Multiple Comparisons (LSD) (α = 0,05).

Hasil :

Hasil uji One-Way ANOVA menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara keempat kelompok. Hasil uji LSD menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara K-P1, K-P2, P1-P2, P1-P3, dan P2-P3 ; serta perbedaan tidak bermakna antara K-P3.

Kesimpulan :

Ekstrak tauge dapat mengurangi kerusakan sel ginjal mencit yang diinduksi parasetamol dan peningkatan dosis ekstrak tauge dapat meningkatkan efek proteksi terhadap kerusakan sel ginjal mencit.

Kesan :

Judul jurnal ini sangat menarik, karena memanfaatkan bahan baku alami dalam penelitian yaitu Tauge, Tauge sangat mudah didapat dan mudah diolah. Selain itu, dengan jurnal ini kita mengetahui bahwa mengonsumsi paracetamol terlalu banyak dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Namun, dengan ekstrak tauge, resiko itu dapat dikurangi. Hal ini disebabkan ekstrak tauge memiliki efek renoprotektif terhadap efek toksik parasetamol. Kelompok kontrol digunakan sebagai pembanding terhadap kelompok perlakuan dengan parasetamol dan kelompok perlakuan dengan parasetamol dan ekstrak tauge. Kelompok kontrol hanya diberikan aquades sebagai plasebo.

Saran :

Saran saya terhadap jurnal ini adalah seharusnya diketahui apa nama zat aktif dalam tauge yang berperan mengurangi resiko kerusakan ginjal akibat parasetamol. Seharusnya juga dilengkapi keterangan ada atau tidaknya metode lain yang dapat digunakan untuk penelitian ini.

Kopi dan Kimia

     Kopi disukai banyak orang. Terutama kaum laki - laki,namun wanita juga ada yang menyukainya. Kopi biasanya diminum pada pagi hari, yaitu saat seseorang hendak memulai aktivitasnya. Kopi dipercaya dapat menghilangkan rasa kantuk dan menambah semangat. Ada 4 jenis kopi yang terkenal di dunia, yaitu Kopi Arabika (Coffee Arabica), Kopi Liberika (Coffee Liberica), Kopi Robusta (Coffee Cannephora), Kopi Excelsa (Coffee Dewevrei). Di Indonesia ada kopi unik yang disebut "kopi luwak" yaitu kopi yang dihasilkan dari fermentasi biji kopi secara alami oleh luwak/musang.
     Kopi disukai karena rasa dan aroma yang khas, selain itu kopi juga berkhasiat menambah semangat dan menghilangkan rasa kantuk. Hal itu akan dilihat secara kimia. Yaitu senyawa yang terdapat dalam Kopi. Berikut penjelasannya.

Kopi secara kimia. Source : Fanpage Facebook Compound Interest



KAFEIN ( caffeine )

     Kopi mengandung zat kimia bernama Kafein (caffeine). Kafein (C8H10N4O2), ialah senyawa alkaloid xantina berbentuk kristal dan berasa pahit yang bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif dan diuretik ringan. Kafein termasuk alkaloid golongan purin. Kafein adalah sebuah senyawa organik heterosiklik aromatik, yang terdiri dari cincin pirimidina dan cincin imidazola yang bergandeng sebelahan. kafein merupakan salah satu dari dua grup basa nitrogen. Kafein adalah komponen alkaloid derivat xanthin yang berfungsi sebagai stimulan psikoaktif pada manusia. Memiliki pengaruh langsung pada sistem saraf pusat dan stimulan metabolik. Kafein menstimulan sistem saraf pusat dan menyebabkan peningkatan kewaspadaan, kecepatan dan kejelasan alur pikiran, peningkatan fokus, serta koordinasi tubuh yang lebih baik.
     Dosis normal kafein per harinya adalah 100 mg, namun kebanyakan orang mengonsumsi lebih dari 300 mg. Kafein memang cenderung membuat kecanduan. Bukan hanya di kopi. Kafein terdapat pada Cola, Coklat, dan Teh. 
     Kafein dipercaya dapat memblok kerja Adenosine di otak dan organ lain. Adenosine adalah Enzim yang bekerja memperlambat konduksi elektrik dalam jantung, memperlambat detak jantung, dan menormalkan irama jantung. Ketika lelah atau mengantuk, enzim adenosine berperan aktif dan berjumlah banyak. Oleh karena itu, kafein bekerja untuk membloknya. Sehingga rasa kantuk dan lelah terasa berkurang.

Struktur Kafein dan Adenosin

Efek reaksi Kafein dengan Adenosine


 Kafein memiliki efek positif dan negatif bagi tubuh. Efek positifnya yaitu :


  • Dosis rendah kafein menunjukkan peningkatan kewaspadaan dan penurunan kelelahan.
  • Kafein telah terbukti untuk meningkatkan tingkat metabolisme. 
  • Penelitian awal menunjukkan bahwa kafein meminimalkan penurunan kognitif yang terkait dengan penuaan,  termasuk mengurangi risiko penyakit Alzheimer . 
Sedangkan efek negatif kafein yaitu :
  • Kafein dapat mengurangi kontrol gerakan motorik halus (misalnya, memproduksi tangan gemetar) 
  • Dosis tinggi kafein (300 mg atau lebih tinggi) dapat menyebabkan kecemasan.
  • Kafein dapat berkontribusi terhadap peningkatan Insomnia dan latensi tidur. 
Setiap hal pasti bersifat tidak baik apabila berlebihan. Oleh karena itu, kafein boleh dikonsumsi selama masih dalam dosis normal. 

RASA KOPI

     Rasa kopi aslinya adalah pahit. Pahitnya rasa kopi ini disebakan oleh adanya senyawa - senyawa basa nitrogen dan juga senyawa phenolik. Namun spesifiknya, senyawa yang membuat rasa pahit dalam kopi adalah chlorogenic acid. Senyawa ini terdapat sebanyak 8% di dalam biji kopi yang belum diolah.
Cholorogenic acid. Source : Compound Interest Sites
     Walaupun terdapat kata "chloro" di namanya, dalam struktur Chlorogenic acid tidak terdapat unsur Klor. Dinamakan begitu karena ketika asam ini dioksidasi, akan menghasilkan warna hijau (seperti klorofil). Ketika biji kopi di panggang atau diolah, Chlorogenic Acid akan bereaksi membentuk beberapa senyawa yang berbeda yang akan mempengaruhi rasa dan aroma kopi.
     Jika dipanggang secara ringan (sebentar atau suhu yang relatif rendah) akan menghasilkan dua senyawa utama yang mempengaruhi rasa dan aroma kopi, yaitu :

3-CAFFEOYLQUINIC-1,5-LACTONE & 4-CAFFEOYLQUINIC-1,5-LACTONE
     Jika dipanggang secara lama dan suhu relatif tinggi, senyawa tersebut akan bereaksi kembali membentuk senyawa yang bernama Phenylindanes. Senyawa tersebut memiliki tingkat kepahitan lebih daripada Chlorogenic Acid. Oleh karena itu kopi Espresso lebih pahit karena dipanggang lebih lama.

Struktur Phenylindanes
     Senyawa yang juga terbentuk adalah melanoidins. Dia terbentuk dari reaksi Maillard antara protein dan gula. Yang juga akan mempengaruhi aroma dan rasa pada kopi.

Kesimpulannya, ternyata dibalik nikmatnya kopi terdapat senyawa - senyawa kimia yang berperan. Sebagai zat aktifnya, ataupun sebagai pencipta rasa dan aromanya. Kopi bermanfaat jika dikonsumsi sesuai dosis minimum, dan berbahaya jika terlalu berlebihan. Salam penikmat kopi.

Kopi Masa Kini


Daftar Pustaka :

Compound Interest

Fanpage FB Compound Interest

Chemistry About

Marinki.org







Tuesday, October 21, 2014

Jurnal Kimia : Analisis Kualitas Air Produksi Di Instalasi Bukit Golf

0
Review :

Jurnal tersebut adalah jurnal yang dibuat dalam guna menyelesaikan laporan akhir dalam Praktik Kerja Lapangan.

Latar Belakang :

Laporan berjudul "Analisis Kualitas Air Produksi Di Instalasi Bukit Golf". Ditujukan untuk mengetahui kualitas air pada instalasi tersebut. Praktik ini dilakukan di laboratorium uji kualitas Air di PDAM Tirta Kahuripan. PDAM Tirta Kahuripan bergerak di bidang pengolahan dan Distribusi Air minum di Kabupaten Bogor. Pengujian dilakukan karena air yang di distribusikan ke konsumen haruslah berkualitas baik dan memenuhi Standard.

Metode :

Metode pengolahan air dilakukan di WTP ( Water Treatment Plant ). Setelah itu air bersih ditampung di reservoir,lalu didistribusikan ke konsumen melalui pipa bawah tanah.

Analisis kualitas air dilakukan pada :

Air baku yaitu air sungai yang akan diolah.
Air Produksi yaitu air hasil pengolahan di WTP
Air Konsumen yaitu air yang keluar di keran air rumah konsumen.

Parameter analisis mengacu pada Permenkes RI No. 492/MENKER/PER/IV/2010. Jika hasil analisis sesuai standar maka Air layak untuk diminum, jika tidak maka harus diperiksa kesalahan yang terjadi pada pengolahan atau air baku.

Hasil :

Hasil dari analisis terhadap kualitas Air minum, dapat disimpulkan bahwa air yang di produksi di PDAM tirta kahuripan layak di konsumsi.

Kesan :

Kesan saya, jurnal kimia tersebut sudah cukup baik. Karena telah mengikuti kaidah - kaidah penulisan jurnal yang benar.

Saran :

Dalam tinjauan pustaka seharusnya lebih banyak mengandung istilah - istilah lagi, agar istilah - istilah yang tidak dimengerti orang awam dapat lebih dipahami.

Wednesday, October 1, 2014